Waktu menunjukan jam 7, lonceng
bel masuk pun berbunyi. Dilangkahnya kakinya menuju kelas, bukan cahaya
mentari ataupun cahaya bintang, bagai malaikat tanpa sayap yang sorot matanya
memancarkan keindahan yang menusuk, mengunjam, memanah didalam dada, itulah
Dinda. Sesekali ditariknya senyum yang membuat jantung berhenti berdetak.
Dilemparkannya kata-kata sekedar basa-basi yang sebenarnya sangat berarti,
walau terkadang hanya berupa jawaban “Hay juga”. Detik demi detik waktu
bergulir serasa cepat, ingin sebenarnya duduk di bangku ini lebih lama hanya
untuk melihat keindahan walau hanya dikejauhan. Dan waktu tiba, satu per satu
anak mulai melangkahkan kakinya untuk pulang. Sudah terlampau sering Dinda
pulang paling akhir di kelas, dihampirinya dan seketika dia mengajak pulang
bersama, dia “yuk,,,mau pulang kan? Bareng aku aja”. Balas Dinda “boleh”. Mulai
dikayuh sepedanya dengan Dinda diboncengnya. Perlahan lahan dikayuhnya sepeda
dijalan menuju pulang, sesekali dia bertanya didalam hati ”apa aku bisa dapetin
cinta seorang bidadari seperti Dinda”.
Sulit rasanya sedetik tak ingat
Dinda, di dalam hati yang terdalam ada sebuah gejolak yang entah apa itu
namanya, hanya bisa dirasakan, tapi tak mengerti itu bisa muncul dalam sudut
perasaannya. Entah apa itu, apa mungkin perasaan suka, ataukah perasaan
mengagumi, ataukah perasaan sayang, atau mungkin perasaan cinta.
Lambat hari dia mencoba mendekat,
lebih dekat dan semakin dekat, perasaan nyaman dan bahagia menyelimutinya jika
berada didekat Dinda. Bagaikan mawar yang mekar di tengah-tengah gurun, mungkin
itu perasaan yang tergambar di hati dia. Sebenarnya dia mau bertanya tapi dia
takut menerima apa yang tak mau diharapkannya. Hari yang ditunggu pun datang,
dia mencoba meminta separuh hati yang hilang, dan itu ada digenggaman Dinda.
Setitik cahaya pun terlihat dari matanya, akhirnya Dinda pun meresponnya dengan
baik, ditaruhkannya seutuhnya hati untuk dia. Mentari mulai menutupkan matanya,
akhirnya dua insan tuhan ini saling mengucap janji dan tidak akan terpisahkan
hingga ajal menjemput. Dan akhirnya bunga mekar diakhir cerita.